Sejarah Penyebaran Tanaman Kopi

SEJARAH KOPI

Budidaya Tanaman Perkebunan
“Sejarah Penyebaran Tanaman Kopi”





Di Susun Oleh :
Khodijah Rahayu                                (143112500150012)





Program Study Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Nasional
Jakarta
April, 2017
Sejarah Penyebaran Tanaman Kopi
Penyebaran Di Afrika
Penemuan tanaman kopi berasal dari Benua Afrika pada tahun 1000-800 SM,Oleh bangsa Etiopia yang di konsumsi biji kopi secara “konvensional” dengan mencampurkan lemak hewan dan anggur untuk memeuhi kebutuhan protein dan proses energi dalam tubuh.
Penyebaran Di Jazirah Arab
Penyebaran kopi di tanah arab berawal dari kota Mekkah dan Madinah melalui Pintu Perdagangan melalui jalur laut di laut merah pada tahun 1400 Masehi, Penyajian kopi di tanah arab terbilang mendekati kata “Modern” karena biji kopi dimasak untuk di ambil sari kopi tersebut, Penyebaran tanaman kopi Seiring dengan penyebaran agama islam di daerah Afrika Utara, Mediterania, Turki, dan India.
Penyebaran Di Eropa
Pada tahun 1453 Penyebaran kopi di Eropa masuk melalui negara Turki di bawa oleh “kekhalifaha Ottoma” Masuk melalui pintu perdagangan Venesia (Italia) di kota ini biji kopi mulai menjadi kebutuhan pasar pada saat itu, keterbatasan pasokan kopi dari negara Turki  Membuat Bangsa Belanda pada tahun 1616 di Saat itu Mulai Membudidayakan tanaman tersebut.
Pada sekitar tahun 1714-an, Raja Perancis Louis XIV menerima sumbangan pohon kopi dari bangsa Belanda sebagai pelengkap koleksinya di Kebun Botani Royal Paris, Jardin des Plantes.
Penyebaran Di Indonesia
Pada tahun 1696 masuk ke melalui Batavia (Jakarta) yang di bawa oleh Pasukan Komandan Belanda “Andria Van Ommen dari Malabar-India.  Pada tahun 1699 Tanaman kopi yang di tanaman di Jakarta Timur terkena banjir, kemudian di datangkan kembali bibit baru dan berkembang di Sumatera, Bali Sulawesi dan Timor.
Kopi pun kemudian menjadi komoditas dagang yang sangat diandalkan oleh VOC. Tahun 1706 Kopi Jawa diteliti oleh Belanda di Amsterdam, yang kemudian tahun 1714 hasil penelitian tersebut oleh Belanda diperkenalkan dan ditanam di Jardin des Plantes oleh Raja Louis XIV.Ekspor kopi Indonesia pertama kami dilakukan pada tahun 1711 oleh VOC, dan dalam kurun waktu 10 tahun meningkat sampai 60 ton / tahun. Hindia Belanda saat itu menjadi perkebunan kopi pertama di luar Arab dan Ethiopia, yang menjadikan VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 – 1780. Kopi Jawa saat itu sangat tekenal di Eropa.
Jenis Jenis Kopi di Indonesia
1.      Kopi Arabika
Kopi pertama kali masuk Batavia dan ditanam di perkebunan Kedawoeng tahun 1696. Tiga tahun kemudian, tanaman kopi mati karena terjadi gempa dan banjir. Kemudian didatangkan bibit baru, dan disebar ke daerah lain. Tahun 1876, jenis kopi ini mengalami kehancuran karena serangan penyakit karat daun. Kini, area kopi Arabika di Indonesia hanya tersisa 10% di Aceh Tengah, Malang, Jember, Bali, Sumatera Utara dan Selatan. Kopi arabika (Coffea arabica) berasal dari hutan pegunungan di Etiopia, Afrika. Di habitat asalnya, tanaman ini tumbuh dibawah kanopi hutan tropis yang rimbun. Kopi jenis ini banyak ditumbuh di ketinggian di atas 500 meter dpl.
Kopi arabika akan tumbuh maksimal bila ditanam diketinggian 1000-2000 meter dpl. Dengan curah hujan berkisar 1200-2000 mm per tahun. Suhu lingkungan paling cocok untuk tanaman ini berkisar 15-24oC. Tanaman ini tidak tahan pada temperatur yang mendekati beku dibawah 4oC. Untuk berbunga dan menghasilkan buah, tanaman kopi arabika membutuhkan periode kering selama 4-5 bulan dalam setahun. Biasanya pohon arabika akan berbunga diakhir musim hujan. Bila bunga yang baru mekar tertimpa hujan yang deras akan menyebabkan kegagalan berbuah.
Kopi arabika menyukai tanah yang kaya dengan kandungan bahan organik. Material organik tersebut digunakan tanaman untuk sumber nutrisi dan mejaga kelembaban. Tingkat keasaman atau pH tanah yang cocok berkisar 5,5-6.
Karakteristik tanaman
Tanaman kopi arabika pendek menyerupai perdu dengan ketinggian 2-3 meter. Batang berdiri tegak dengan bentuk membulat. Pohonnya memiliki percabangan yang banyak. Warna daun kopi arabika hijau mengkilap seperti memiliki lapisan lilin. Daun yang telah tua berwarna hijau gelap. Bentuk daun memanjang atau lonjong dengan ujung daun meruncing. Pangkal daun tumpul dan memiliki tangkai yang pendek. Struktur tulang daun menyirip.
Kopi arabika mulai berbunga setelah musim hujan. Bunga tumbuh pada ketiak daun. Bunga kopi berwarna putih dan bisa melakukan penyerbukan sendiri, tidak ada perbedaan bunga jantan dan betina. Dari bentuk kuncup hingga menjadi buah yang siap panen membutuhkan waktu 8-11 bulan.
Buahnya bulat seperti telur, dengan warna buah hijau kemudian berubah menjadi merah terang saat matang. Apabila buah telah matang cenderung mudah rontok. Oleh karena itu harus dipanen dengan segera, Buah yang rontok ke tanah akan mengalami penurunan mutu, cenderung bau tanah.
Pohon kopi arabika mempunyai perakaran tunjang yang dalam. Guna akar yang dalam ini untuk menopang pohon agar tidak mudah roboh dan bertahan pada kondisi kekeringan. Pertumbuhan akar ditentukan sejak pohon dipindahkan dari pembibitan. Pohon yang perakarannya tidak tumbuh dengan baik, akan mengganggu produktivitas.
Varietas kopi arabika
Ada banyak varietas kopi arabika yang ditanam di Indonesia. Setiap varietas mempunyai daya tumbuh dan daya adaptasi yang berbeda-beda. Pemilihan varietas dalam budidaya hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat budidaya.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal gunakan varietas unggul dari sumber terpercaya. Kementerian pertanian melalui Puslit Koka selalu mengeluarkan varietas unggul. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
·         S 795. Varietas ini memiliki produktivitas 1000-1500 kg/ha pada kepadatan tanam 1600-2000 pohon per hektar. Mulai berbunga pada umur 15-24 bulan. Agak tahan terhadap serangan karat daun bila ditanam diketinggian lebih dari 1000 meter dpl.
·         USDA 762. Produktivitas kopi jenis ini mencapai 800-12000 kg/ha. Mulai berbunga pada umur 32-34 bulan. Agak tahan terhadap penyakit karat daun.
·         Andung sari-1. Produktivitas sekitar 350 kg/ha. Mulai berbunga pada umur 15-24 bulan. Bila ditanam diketinggian kurang dari 900 meter, varietas ini rentan terhadap serangan karat daun namun cukup tahan ditanam di daerah yang kurang subur.
·         Sigarar Utang. Produktivitasnya mencapai 1500 kg per hektar. Varietas ini memilikikeistimewaan bisa berbuah terus menerus mengikuti pola sebaran hujan. Bijinya berukuran besar, rentan terhadap hama bubuk buah dan nematoda, namun cukup tahan karat daun. Disarankan ditanam pada ketinggian di atas 1000 meter dpl.
·         Kopi Kolombia (Colombian coffe) - pertama kali diperkenalkan  di kolombia pada awal tahunn 1800. Saat ini kultivar Maragogype,Caturra,Typica dan Bourbon ditanam dinegeri ini. Jika langsung di goreng kopi ini memiliki rasa dan aroma yang kuat.
·         Colombian Milds - varietas ini termasuk kopi dari Kolombia, Kenya dan Tanzania. Semuanya adalah jenis kopi arabica yang telah dicuci.
·         Guatemala Huehuetenango -ditanam 5000 kaki di bagian utara Guatemala.
·         Ethiiopian Harrar - dari Ethiopia
·         Hawaiian Kona Coffee - dari Hawai
·         Jamaican Blue Mountain Coffee - dari Jamaica.
·         Kopi Jawa
·         Kenyan.
·         Mexico.
·         Mocha - kopi dari Yemen.
·         Santos - dari Brasil.
·         Sumatra.
·         Sulawesi Toraja Kalosi.

Karakteristik produk akhir
Secara umum kopi arabika dihargai lebih tinggi dibanding jenis lainnya. Dari segi rasa, arabika mempunyai jangkauan yang luas. Setiap varietas kopi yang ditanam ditempat berbeda akan memiliki perbedaan citarasa yang signifikan.
Kopi arabika memiliki aroma yang kuat, sifat kekentalan (body) ringan hingga sedang dan tingkat keasaman tinggi. Kandungan kafeinnya lebih rendah dibanding robusta yaitu sekitar 0,8-1,5%.
Perdagangan kopi arabika
Lebih dari 65% perdagangan kopi dunia di dominasi oleh jenis arabika. Selain mendominasi pangsa pasar, saat ini kopi arabika dihargai lebih tinggi hampir dua kali lipatnya dibanding robusta. Pusat perdagangan arabika berada di bursa komoditi New York.
Penghasil kopi arabika terbesar ada di negara-negara Amerika Latin. Hampir 90% produksi kopi negara-negara Amerika Latin jenis arabika. Brasil merupakan produsen arabika terbesar dunia. Sedangkan konsumen kopi terbesar dunia adalah negara-negara Uni Eropa, disusul Amerika Serikat dan Jepang.
Kopi arabica (Coffee arabica)
Nama ilmiah Coffee arabica L
Klasifikasi :
·         Devisi : spermatophyta
·         Sub devisi : angiospermae
·         Kelas : dicotyledoneae
·         Bangsa : rubiales
·         Suku : rubiaceae
·         Marga : coffea
·         Spesies : coffea arabica L

2.      Kopi Robusta
Robusta adalah salah satu jenis tanaman kopi dengan nama ilmiah Coffea canephora. Nama robusta diambil dari kata “robust“, istilah dalam bahasa Inggris yang artinya kuat. Sesuai dengan namanya, minuman yang diekstrak dari biji kopi robusta memiliki cita rasa yang kuat dan cenderung lebih pahit dibanding arabika.
Biji kopi robusta banyak digunakan sebagai bahan baku kopi siap saji (instant) dan pencampur kopi racikan (blend) untuk menambah kekuatan cita rasa kopi. Selain itu, biasa juga digunakan untuk membuat minuman kopi berbasis susu seperti capucino, cafe latte dan macchiato.
Biji kopi robusta dianggap inferior dan dihargai lebih rendah dibanding arabika. Secara global produksi robusta menempati urutan kedua setelah arabika. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi robusta terbesar di dunia. Sebagian besar perkebunan kopi di negeri ini ditanami jenis robusta, sisanya arabikaliberika, dan excelsa.
Asal usul tanaman
Kopi robusta ditemukan pertama kali di Kongo pada tahun 1898 oleh ahli botani dari Belgia. Robusta merupakan tanaman asli Afrika yang meliputi daerah Kongo, Sudan, Liberia, dan Uganda. Robusta mulai dikembangkan secara besar-besaran di awal abad ke-20 oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia.
Pengembangan kopi robusta berawal dari bencana wabah penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix yang menyerang tanaman kopi. Pada tahun 1878 sebagian besar perkebunan kopi di Indonesia rusak akibat penyakit tersebut. Kemudian Belanda mengganti arabika dengan liberika. Namun di tahun 1890 kopi liberika juga mengalami penyakit yang sama.
Pada tahun 1902 didatangkan jenis kopi robusta dari kebun raya Jardine di Brussel, Belgia. Setelah diteliti tanaman tersebut dipastikan lebih tahan terhadap penyakit karat daun. Lalu pada tahun 1907 tanaman kopi liberika diganti dengan robusta. Upaya kali ini berhasil, robusta terbukti memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit karat daun.
Hingga saat ini perkebunan-perkebunan kopi di Indonesia didominasi jenis robusta. Dalam perdagangan komoditas kopi global, Indonesia merupakan penghasil kopi robusta terbesar dunia setelah Vietnam dan Brasil. Lebih dari 80% perkebunan kopi di Indonesia ditanami robusta, sekitar 17% ditanami arabika, sebagian kecil sisanya ditanami liberika dan excelsa.
Deskripsi tanaman
Daun kopi robusta bentuknya oval dengan ujung meruncing. Daun tumbuh pada batang, cabang dan ranting. Pada bagian batang dan cabang daunnya tumbuh berselang seling, sedangkan pada bagian ranting daunnya tumbuh pada bidang yang sama.
Dari segi ukuran, buah kopi robusta lebih kecil dibanding arabika. Ketika muda kulit buah berwarna hijau dan berubah menjadi merah saat matang. Buah yang telah matang tetap menempel kuat di tangkainya, tidak rontok seperti arabika. Bentuk bijinya cenderung membulat dan ukurannya lebih kecil dari arabika.
Habitat tumbuh
Kopi robusta tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-900 meter dari permukaan laut. Namun idealnya ditanam pada ketinggian 400-800 meter. Suhu rata-rata yang dibutuhkan tanaman ini sekitar 26°C dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH) sekitar 5-6,5.

Klasifikasi tanaman
·         Kerajaan: Plantae
·         Divisi: Tracheophyta
·         Kelas: Magnoliopsida
·         Suku: Rubiaceae
·         Marga: Coffea
·         Spesies: Coffea canephora Pierre ex A. Froehner

Variestas kopi robusta yang terkenal adalah
·         Kopi Luwak dari Indonesia
·         Kape Alamid dari Filipina.
·         Kopi Bengkulu dari Indonesia
·         Kopi Jambi di Indonesia

3.      Kopi Liberika
Kopi Liberika (Coffea liberica) dimasukkan ke Indonesia tahun 1875, sebagai usaha untuk mengatasi penyakit karat daun yang pada waktu itu telah menghancurkan perkebunan kopi di Indonesia dan Sri Langka.  Jenis kopi Liberika berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika.  Kopi Liberika penyebarannya sangat cepat pada waktu kopi Arabika diserang Hemileia vastatrix, sebab jenis kopi ini diperkirakan tahan terhadap Hemileia vastatrix, akan tetapi ternyata tidak memenuhi harapan sehingga jenis kopi Liberika diganti dengan jenis kopi Robusta.
Histori masuknya kopi liberika di Indonesia berlangsung mulai sejak saat penjajahan Kolonial Belanda. Saat itu sekitaran awal era ke-19, kopi liberika berniat dihadirkan untuk menukar tanaman-tanaman kopi arabika yang rusak akibat serangan hama serta penyakit.
Kopi liberika dikira sebagai spesies tanaman kopi yang bandel serta gampang dibudidayakan, harus tingkat produktifitasnya lebih rendah. Sedang kopi ini sendiri datang dari negara Liberia, Afrika Barat.Kopi liberika yaitu type kopi yang dihasilkan oleh tanaman Coffea liberica.
Kopi ini disebut-sebut datang dari tanaman kopi liar di daerah Liberia. Walau sebenarnya diketemukan juga tumbuh dengan cara liar di daerah Afrika yang lain. Kopi liberika dibawa oleh bangsa Belanda ke Indonesia pada era ke-19. Kopi ini diperkembang untuk menukar tanaman arabika yang diserang wabah penyakit karat daun. Tetapi usaha itu kurang sukses lantaran tanaman kopi liberika alami hal yang sama.
Sekarang ini kopi liberika ditanam dengan cara terbatas di negara-negara Afrika serta Asia. Dengan cara global produksinya jauh di bawah arabika serta robusta. Di Indonesia kopi liberika dapat diketemukan di daerah Jambi serta Bengkulu. Beberapa besar hasil produksi liberika dari tempat tersebut di ekspor ke Malaysia.
Nama ilmiah untuk kopi liberika yaitu Coffea liberica var. Liberica. Awal mulanya tanaman ini dikelompokkan kedalam spesies yang sama juga dengan kopi robusta dengan nama ilmiah Coffea canephora var. liberica. Tetapi pengelompokkan paling baru menyatakannya sebagai spesies sendiri dengan nama Coffea liberica. Lantaran dengan cara morfologi serta sifat-sifat yang lain tidak sama dengan robusta.
Terkecuali kopi liberika, ada varietas lain dalam spesies Coffea liberica yaitu kopi excelsa dengan nama ilmiah Coffea liberica var. Dewevrei. Buah kopi liberika mempunyai ukuran cukup besar. Memiliki bentuk bulat sampai lonjong dengan panjang sekitaran 18-30 mm. Dalam satu buah ada 2 biji kopi yang semasing mempunyai panjang sekitaran 7-15 mm. Di antara type kopi budidaya yang lain, liberika mempunyai ukuran buah terbesar.
Tetapi walau buahnya besar, bobot buah keringnya cuma 10% dari bobot basahnya. Karakter seperti ini kurang disenangi beberapa petani lantaran penyusutan bobot waktu panen sampai buah siap olah cukup tinggi. Hingga biaya panen jadi relatif lebih mahal. Kondisi ini yang bikin petani malas meningkatkan type kopi liberika.
Ciri- Ciri Kopi Liberika
·         Ukuran daun, cabang, bunga, buah serta pohon semakin besar dibanding kopi Arabika serta robusta
·         Cabang primer bisa bertahan lebih lama serta dalam satu buku bisa keluar bunga atau buah kian lebih satu kali.
·         Agak sensitif pada penyakit HV.
·         kwalitas buah relatif rendah.
·         Produksi tengah, (4, -5 ku/ha/th) dengan rendemen ± 12%
·         Berbuah selama th..
·         Ukuran buah tak rata/tak seragam
·         Tumbuh baik di dataran rendah.
Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah dihadirkan ke Indonesia diantaranya yaitu ardoniana serta durvei.
Varietas Kopi Liberika
·         Varietas kopi liberika sedikit, yang popular salah satunya Ardoniana serta Duvrei. Pada th. 2014, Pusat Riset Kopi serta Kakao Indonesia (Puslit Koka) melepas spesies kopi liberika dengan nama varietas “Libtukom” kependekan dari Liberika Tunggal Komposit. Libtukom adalah varietas liberika pertama yang disarankan di Indonesia.
·         Varietas libtukom diperkembang dari kopi liberika yang ada di daerah Tanjung Jabung Barat, Jambi. Varietas ini mempunyai kelebihan tahan hama karat daun, dapat ditanam di dataran rendah serta dapat ditanam di tempat marginal seperti tanah gambut.
·         Liberika varietas libtukom mempunyai kemiripan dengan excelsa. Tetapi ada banyak ciri yang membedakannya, yaitu libtukom mempunyai daging buah yang tidak tipis sedang excelsa lebih tidak tebal serupa arabika. Diluar itu pada pupus daunnya, libtukom berwarna hijau sampai hijau kecoklatan sedang excelsa merah kecoklatan.
·         Kopi Lanang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Kopi ini dapat tumbuh pada suhu 20-30ºC pada ketinggian 1800 mdpl. Kopi ini memiliki bentuk biji kopi yang tunggal, bulat, dan tidak terbelah seperti biji kopi biasanya. Aroma dan rasa dari kopi ini lebih kuat dari kebanyakan kopi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
P. Tshilenge, et al. 2009. Genetic variation in Coffea canephora L. (Var. Robusta) accessions from the founder gene pool evaluated with ISSR and RAPD. African Journal of Biotechnology Vol. 8 (3), pp. 380-390, 4 February, 2009 
Wiliam H. Ukers. 1922. All about coffee. The Tea and Coffee Trade Journal Company. New York. 
Cramer, J.S. 1957. A Review of Literature of Coffee Research in Indonesia. SIC Editorial, Inter-American Institute of Agriculture Science, Turialba, Costa Rica



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pasca Panen Kelapa Sawit

Laporan Kunjungan Lapang Balittri (Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar)