paper karet
BUDIDAYA
TANAMAN PERKEBUNAN
“Tanaman
Karet di Indonesia”
Disusun
Oleh :
Raymond
Pratama 143112500150018
Program
Studi Agroteknologi
Fakultas
Pertanian
Universitas
Nasional
Jakarta
Juni,
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau
dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon
karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama
getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat
ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika
Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran
karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara
Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand,
diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia. Karet telah digunakan sejak lama untuk
berbagai macam keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan
air, dan lain-lain.
Pemerintah
Amerika mendorong penelitian dan produksi untuk menghasilkan karet sintetik
untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini membuahkan hasil dalam
waktu singkat dan terus berkembang sesudah berakhirnya perang dunia kedua, 1/3
karet yang dikonsumsi dunia adalah karet sintetik. Karet sintetik cukup
mendominasi industri karet. tetapi pemakaian karet alam pun masih sangat penting saat ini antara lain industri
militer dan otomotif. Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam
dikonsumsi oleh dunia, tetapi karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8
juta ton.
Pengembangan
perkebunan karet memberikan peranan penting bagi perekonomian nasional, yaitu
sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri, sumber pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan pengembangan karet, perlu disusun
Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang
terkait pengolahan komoditi tersebut.
Karet
yang merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai sumber
pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi
sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian
lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal
terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa
kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat
yang merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan ragam produk
olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah (crumb rubber).
Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal tua,
rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi
kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu upaya percepatan peremajaan
karet rakyat dan pengembangan industri hilir.
Kondisi
agribisnis karet saat ini menunjukkan bahwa karet dikelola oleh rakyat,
perkebunan negara dan perkebunan swasta. Pertumbuhan karet rakyat masih positif
walaupun lambat yaitu 1,58%/tahun, sedangkan areal perkebunan negara dan swasta
samasama menurun 0,15%/th. Oleh karena itu, tumpuan pengembangan karet akan
lebih banyak pada perkebunan rakyat. Namun luas areal kebun rakyat yang tua,
rusak dan tidak produktif mencapai sekitar 400 ribu hektar yang memerlukan
peremajaan. Persoalannya adalah bahwa belum ada sumber dana yang tersedia untuk
peremajaan. Di tingkat hilir, jumlah pabrik pengolahan karet sudah cukup, namun
selama lima tahun mendatang diperkirakan akan diperlukan investasi baru dalam
industri pengolahan, baik untuk menghasilkan crumb rubber maupun produk-produk
karet lainnya karena produksi bahan baku karet akan meningkat. Kayu karet
sebenarnya mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
furniture tetapi belum optimal, sehingga diperlukan upaya pemanfaatan lebih
lanjut.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada
dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia ( Handoko, 2010: 7).
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia ( Handoko, 2010: 7).
Karet
adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang
tersusun dari 5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat,
tiga ikatan pertama bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung
pada lateks pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk
(amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Penurunan suhu akan
mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan mengapa karet bersifat
elastic.
Dalam
bidang kimia, hidrokarbon adalah
sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C)
dan atom hidrogen (H).
Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana(gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen:
CH4. Etana adalah
hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon
bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom
karbon: C2H6. Propana memiliki
tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
·
Berdasarkan bentuk rantai karbon,
hidrokarbon digolongkan menjadi tiga, yakni:
A. hidrokarbon
alifatik
-
alkana
-
alkena
-
alkuna
B. hidrokarbon
alisiklik
C. hidrokarbon
aroma
·
Berdasarkan jenis ikatan antar atom
A.
hidrokarbon jenuh
B.
hidrokarbon tak jenuh.
BUDIDAYA TANAMAN
Pelaksanaan
kegiatan pembangunan kebun karet mengacu pada teknik budidaya karet dengan
tahapan sebagai berikut :
A.
Persyaratan Tumbuh
Budidaya
tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh yaitu tinggi tempat 0- 200 dpl,
curah hujan 1.500- 3.000 mm/tahun, kecepatan angin maksimum 30 km/jam,
kemiringan tanah kurang dari 10%, pH tanah antara 4,3- 5,0 serta drainase
sedang.
B.
Bahan Tanah
·
Batang bawah
Syarat
kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu: Terdiri dari klon monoklonal
anjuran untuk sumber benih; Kemurnian klon minimal 95%. - Umur tanaman 10-25
tahun.
·
Sumber benih
PT
London Sumatera Plantation; Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat
Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia; Balai Penelitian Sembawa,
Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Getas.
C.
Penanaman
Pada
umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni
antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak,
dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.
D.
Pemeliharaan
Pemeliharaan
yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma,
pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman.
E.
Program Pemupukan
Program
pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis
yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Seminggu sebelum pemupukan,
gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP36
biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl.
F.
Pemberantasan Penyakit
Penyakit
karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang
ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman,
tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Lebih 25 jenis
penyakit menimbulkan kerusakan di perkebunan karet. Penyakit tersebut dapat
digolongkan berdasarkan nilai kerugian ekonomis yang ditimbulkannya. Penyakit
tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan adalah :
·
Jamur Akar Putih (Rigidoporus
microporus)
·
Penyakit akar putih disebabkan oleh
jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus lignosus).
·
Kekeringan Alur Sadap (Tapping Panel
Dryness, Brown Bast)
Penyakit
kekeringan alur sadap mengakibatkan kekeringan alur sadap sehingga tidak
mengalirkan lateks.
Bagian
yang kering akan berubah warnanya menjadi cokelat karena pada bagian ini
terbentuk gum (blendok). Kekeringan kulit tersebut dapat meluas ke kulit
lainnya yang seumur, tetapi tidak meluas dari kulit perawan ke kulit pulihan
atau sebaliknya.
G.
Pemanenan/ Penyadapan
Produksi
lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah dan
pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen
penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka diharapkan
tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang
sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada
ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 45 cm. Jika 60%
dari populasi tanaman telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal pertanaman
sudah siap dipanen.
·
Tinggi bukaan sadap
Tinggi
bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping system,
DTS) maupun sistem sadap ke atas (Upward tapping system, UTS) adalah 130 cm
diukur dari permukaan tanah.
·
Waktu bukaan sadap
Waktu
bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni)
dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober).
·
Kemiringan irisan sadap
Secara
umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut kemiringan irisan sadapan sebesar
400 dari garis horizontal.
Karet
telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain ban
mobil, bola karet, penghapus pensil, aksesoris, karet gelang, bahan peralatan
senjata, dan lain-lain.
BAB
III
KESIMPULAN
Karet adalah polimer hidrokarbon yang
terkandung pada lateks beberapa
jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional
adalah para atau Hevea
brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Rendahnya
produktivitas kebun karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal tua, rusak dan
tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi kebun yang
menyerupai hutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi,
R. I. 2008. Panduan Lengkap Karet. Universitas Padjadjaran.
Bandung.
Nazarrudin
dan Paimi. 2006. Karet, Strategi Pemasaran dan Pengolahan. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Setiawan,
2000. Usaha Pembudidayaan Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiawan
dan Andoko. 2005. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Sianturi,
H. S. D. 2001. Budidaya Tanaman Karet. Universitas Sumaera Utara Press,
Meda.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium